Merokok, satu aktivitas yang amat
dicintai kebanyakan lelaki. Kepulan asap yang keluar dari hembusan napas mereka
seakan menjadi bangga tersendiri. Ada kepuasan, merasa menjadi lelaki sejati. Jika
absen dari kegiatan merokok, mereka akan sulit berkonsentrasi, kata teman saya
begitu. Sebab saya sendiri tidak pernah tahu bagaimana rasanya merokok. Hmm,
jangan sampai...
Sejatinya, saya tidak menyukai
kegiatan yang digemari para lelaki tersebut. Hanya menciptakan polusi saja. Mengotori
udara dan hanya menyesakkan napas. Terkadang mereka tidak memperhatikan kondisi
di sekitar yang mungkin merasa terganggu.
Tidak banyak yang bisa saya
lakukan untuk mencegah mereka melakukan kegiatan tersebut. Secara, saya tidak
berani. Itu hak masing-masing individu. Saya hanya mengekspresikannya dengan mengibasi
udara di sekitar hidung saya. Bila perlu disertai dengan kernyitan dahi dan
batuk-batuk. Berharap si perokok dapat merasakan ketidaknyamanan yang saya
rasa.
Pernah, suatu kali ketika perjalanan
menuju kampung halaman mengendarai bus, saya menegur seorang bapak yang merokok
di belakang kursi saya. Ketika itu saya hanya memalingkan wajah dan menatap si bapak
dengan garang. Dalam hitungan detik, kepulan asap rokok pun memudar. Wah, manjur
juga ternyata. Hihihi.. Padahal tidak banyak abjad yang saya lontarkan. Saya hanya
berkata, “Pak, rokoknya, ya..”
Tapi ada juga teman saya yang saya
beri gelar ‘Perokok Pengertian’. Sebelum ia menyalakan pemantik untuk
menyalakan sebatang rokok, ia bertanya terlebih dahulu pada saya. Saya jawab
saja kalau saya tidak suka asap rokok. Ia pun menjauh dan mencari tempat lain
untuk merokok. Hm, salut. Terima kasih kawan..
Hal semacam ini juga sempat menjadi
perhatian pemerintah. Para pejabat membangun area khusus merokok bagi para
pecandu ini. Ruangan tertutup yang bebas digunakan untuk menghembuskan partikel-partikel
nikotin tersebut. Tapi jarang yang menggunakannya. Banyak orang lebih suka
merokok di mana pun mereka berada.
Jombang, 19 Januari 2012 12:35 WIB
"Ketika sedang sebal dengan base camp yang penuh dengan asap rokok"
4 komentar:
Hmmm ternyata cara kita sama. Menggunakan bahasa kibas2 tangan depan hidung dan tatapan mata hahaha
yang tidak merokok pun akan kena dampak negatifnya, sayang pemerintah lebih eman sama rokok, karena pendapatan terbesar negara ini dari cukai rokok...
Mb Nida: Ya, begitulah jeritan hati seorang perokok pasif. haha..
Sofyan: Hm, iya, padahal merokok sangat berbahaya bagi kesehatan. saya punya om yang meninggal pd usia muda krna penyakit paru. dia perokok berat, siihh.. Kelihatanx Mz Sofyan ini bkn perokok ya?
Posting Komentar