Minggu, 11 Maret 2012

My Weight



Ada banyak hal baru yang kita dapatkan setelah pergi ke suatu tempat. Baik itu berupa materi maupun pengalaman. Hal-hal baru tersebut terkadang membawa sengsara, tetapi terkadang juga membawa nikmat.


Sama seperti saya yang baru saja pulang dari suatu daerah komunitas pesantren yang kental, Jombang. Selain memberikan banyak pengalaman spiritual, tempat itu juga menambah 'sesuatu' pada diri saya. Apa itu? Jawabnya adalah berat badan.

With You


Bahagia ini tak teraksara
Tertuang begitu saja 
dalam simpul senyum tak berjeda
Lihatlah hatiku
Rindu yang mendebu telah sirna


Aku di sini
Tidak lagi ingin mencipta jeda
Tetap tinggal
Bersama senyum yang membahagia
Bersama tawa yang melega


11 Maret 2012 11:52 WIB
^_^

Selasa, 06 Maret 2012

Your Voice


Hanya sepersekian menit
Tapi begitu meluruhkan beku
pada hati





Satu ‘Kata’ yang Menakutkan



Perpisahan. Satu kata yang benar-benar menyakitkan. Satu kata yang merelakan mata menderaskan derita yang ditanggung hati. Satu kata yang menakutkan dalam setiap episode perjalanan cerita ini. Cepat atau lambat, ia pun akan menjemput. Segalanya, bahkan senyum orang-orang terkasih dibuatnya abstrak.  Meninggalkan jejak kenangan yang hanya pantas untuk dikenang. Tidak lebih.

Senin, 05 Maret 2012

Still Here, in Jombang #4

Hari ini merupakan hari terakhirku mengajar di XI Agama 2. Kata perpisahan, ucapan maaf dan terima kasih sudah kuucap pada mereka. Begitu banyak hal berharga yang telah mereka inspirasikan padaku. Membangkitkan semangat mereka adalah hal selalu kuperjuangkan di setiap tatap muka. Hmm..terima kasih adik-adik. Meski tak kalian sadari, kalian telah banyak membantuku berproses.

POSE SEMANGAT: Foto bareng XI Agama 2
Berikut ini beberapa kritik dan saran dari mereka.

"Tidak ada yang perlu dikritik. Menurut saya pembelajaran kakak sangat menyenangkan, bisa menghidupkan suasana, tidak terlalu membosankan. Sukses selalu, semoga Allah mengiringi langkah kakimu."
Hohoho....komentar yang ini agak bikin saya 'melayang'

"Cara pembelajarannya sih sudah bagus baget. Tapi Ustadzah kurangnya satu, perhatikanlah penampilan. Pasti nanti kelihatan lebih cantik lagi"
Oh My God, saya akui, saya memang tidak terlalu memperhatikan hal yang satu itu. Berbeda dengan beberapa teman saya. Tapi memang begitulah saya. Melupakan poin yang sebenarnya agak penting. Penampilan. Terima kasih kritiknya, akan saya perbaiki. :)

"Ustadzah kurang mengenal nama-nama muridnya"
Ups, maaf ya... Saya memang agak sulit mengahafal nama dan wajah. Sepertinya saya butuh banyak latihan untuk masalah yang satu ini

"Ustadzah jangan terburu-buru kalo menerangkan. Juga jangan terlalu cepat menutup powerpoint nya, siapa tahu ada yang belum menulis"
Hmm...maaf lagi ya, dik. Mungkin karena harus mengejar waktu dan materi, saya jadi buru-buru menghabiskan materi. 

"Kakak enak kalau menjelaskan, tapi suaranya kurang keras saja"
Waduh, nduk, perasaan saya udah teriak-teriak, sampai menghabiskan energi. Sampai lapar, coba..?! Hahaha...

"Sebenarnya aku sedih banget kalo ditinggal kakak"
Wah, jangan sedih, dik. Kita masih bisa bertemu. Lain kali... Suatu saat nanti. 

Terima kasih banyak atas semuanya. Termasuk kritik dan saran itu. Saya menerimanya sebagai perbaikan atas diri dan cara mengajar saya. 


5 Maret 2012 13: 31 WIB

Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin


Aku bukan orang yang begitu peduli pada novel. Membacanya, menurutku membuang waktu. Apalagi membelinya, sangat enggan kantong ini kurogoh. Sebab ia hanya fantasi. Cerita yang kadang dilebih-lebihkan oleh penulisnya. Amat jarang terjadi dalam realitas. Buku-buku yang kumiliki mayoritas berbau sains, fakta-fakta aneh yang konyol, komik-komik menggelitik, dan sejenisnya.

Tetapi sejak mengenal dia, pikiran itu berubah 180 derajat. Awalnya hanya ingin mengerti dunianya saja. Namun, lambat laun aku terbawa arusnya. Dua hari lalu aku baru saja membeli novel yang ditulis Tere Liye. Judulnya “Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin”. Sebenarnya buku ini sudah diterbitkan sejak dua tahun silam. Hanya aku saja yang baru membacanya. Dia, sesuai pertanyaanku dulu, telah lebih dulu mengkhatamkannya. Hm, aku tidak heran. Karena itu memang dunianya.

Sweet Seventeen, How Are You?


Kiri ke kanan: Muna-Yuk Qori-Triu-Aq-Dhin-Sya-Mita


Benang merah kah ini?
Tiba-tiba saja ingin menggores nama kalian dalam tulisanku.

Muna, bagaimana perkembangan editing fotomu? Sampai dimana? Sudah mahir, kah? Ketika itu kau sangat semangat mengutek-utek photoshop. Hmm…salut.

Triu, kudengar kemarin sempat terjadi ‘hujan lokal’ di wajahmu? Benarkah? Kenapa? Bisakah menceritakannya padaku?

Dhin, angin juga menitipkan salam padaku, berpesan agar kau tak mudah marah karena sesuatu. Keep calm… Masalahnya seperti kemarin lagi, kan?

Sya, hohoho..apa dirimu semakin ‘cerdas’? Atau sudah benar-benar kehilangan ‘kecerdasan’ itu sejak aku tak di sampingmu?

Mita, satu hal saja yang ingin kutanyakan, jadi kapan menikahnya?

Yuk Qori, sudah berapa sms yang ada dalam inboxmu hari ini? Apakah kau selalu menghabiskan nasimu? Terakhir kali kutinggalkan, sepertinya kau begitu kehilangan selera makan..

Hmm…jangan berdiam diri seperti itu. Jawab pertanyaanku. Setidaknya bisa mengurangi rinduku ini..



5 Maret 2012 00:57 WIB

Minggu, 04 Maret 2012

Percaya


Aku percaya....
Meski tangannya tak mungkin kugenggam selamanya
Meski waktu akan menghapus sosoknya
Meski kisahnya tak mungkin selamanya ia bagi

Biarkan saja...
Aku hanya ingin 
Menikmati sisa perjalanan ini
Sebelum ia benar-benar di bawa pergi waktu.


3 Maret 2012 12:47 WIB


Suck Seed



“Lagu yang kau dengarkan ini
Kau tahu aku tidak menulisnya
Aku tidak berani mengakuinya, sayangku
Hanya ingin kau tahu dan ingat
Bahwa orang itu adalah kau”

Lirik itu milik Ped yang dilagukan untuk Ern, pujaan hatinya. Remaja itu sangat betah menyimpan sebentuk perasaan pada teman kecil yang kembali ia temui saat beranjak remaja. Namun ia lebih memilih menjadi pecundang, enggan mengutarakan perasaan itu. Pasalnya, Koong, sahabat karib Ped, juga menyukai Ern. Ia lebih memilih untuk mengalah, mundur secara teratur.



Ketika Aku Terlupakan



Merangkai kembali hatiku yang menyerpih
Mengutuhkannya dalam bingkai
Yang berulang kali jatuh
Pada tempat yang tidak semestinya

Menyadari bahwa pedih itu
Karena luka yang ia gores
Merasakan bening di pelupuk itu mengalir
Karena siluetnya yang makin memudar

Sabtu, 03 Maret 2012

Today My Life Begins



I've been working hard so long

Seems like pain has been my only friend
My fragile heart's been done so wrong
I wondered if I'd ever heal again



Just like all the seasons never stay the same
All around me I can feel a change


Still Here in Jombang #3

Satu cerita tentang ketidakjelasan yang terjadi di Base Camp. Cerita ketika hampir semua teman-teman PKLI mendadak narsis. Menciptakan 600 lebih foto-foto geje dalam satu hari. Berikut ini beberapa di antaranya.

Uya (kiri) n Dani (kanan) lagi pose apa namanya tuh..?? Gak tau judulnya. Mereka berdua tuh soulmate. Liat aja, model kacamatanya aja sama

Pak Bos (atas) dan Pak Mail (bawah) mengeluarkan jurus karate. Gak nyangka, ternyata mereka punya bakat terpendam yang baru terekspose di depan kamera.

Rain


Gerimis itu menderas
Titik-titiknya jatuh menerpa wajahku
Dingin
Tapi melegakan
Serasa pedihku
terbawa olehnya

Hujan itu begini
Membuatku merasakan bahagia yang sepi

03 Maret 2012 10:56 WIB

Unfriend


Tiba-tiba saja kau pergi
Melepas genggaman erat jemari
Tak peduli tanda tanya dalam hati
Mengapa?
Sudah kehabisan cerita untuk ditukar padaku?
Sudah jenuh menyeka bening di pelupukku?
Atau...
Sudah penat tertawa bersamaku?
Sepertinya perjalanan ini 
sudah tak menarik lagi untukmu


3 Maret 2012 10:44 WIB
Catatan kecil untuk Dhani

One Day


Suatu hari
Ketika sorot mata itu
tak teralihkan dari pandanganku

Suatu hari
Dimana senyum itu
Terus saja tersketsa dalam kanvas imajiku

Suatu hari
Ketika siluet itu
Bertandang tanpa permisi
pada hati yang mengosong

Suatu hari..
Dimana aku tak mampu lagi mengingat
Selain tentangmu


2 Maret 2012 16:59 WIB
Lebay mode on

Senyum


Terima kasih
Atas ketulusan hati
Hanya senyum sebagai pengganti
Hadiah kecil untuk kawan sejati


3 Maret 2012 10:03 WIB
Terima kasih, sudah sangat banyak membantuku

Kenapa Pergi, Kak?


Kenapa pergi?
Bukankah baru kemarin aku mengenalmu?
Bahkan belum sempat aku menyentuh dasar hatimu

Kenapa pergi?
Saat pelangi ini mulai terlukis?
Meski belum nampak hijau, merah, dan jingganya,
Padahal aku sangat ingin meraih kuas
Menguatkan goresan warna pelangi kita

Tetapi, kenapa pergi?
Betapa keikhlasanku hanya seujung kuku...


29 Februari 2012 13.56 WIB
Sedikit mewakili isi hati Putri untuk Dhani

You Are Here



Kau telah menempatinya
Ruangan tertentu disana
Kau gadaikan separuh percayamu
Tuk dapatkannya

Aku pun tersenyum
Dengan tangan terbuka
Mempersilahkanmu menempati ruang itu

Begitulah, kawan…
kau terbaca di hatiku


2 Februari 2012 19:06 WIB