Sabtu, 22 Desember 2012

Selalu yang Pertama


Ibu...
Yang pertama kali bahagia ketika aku hadir di dunia
Yang pertama kali terharu ketika aku mulai berbicara
Yang pertama kali menangis ketika aku demam
Yang pertama kali bersorak ketika aku mulai merangkak dan berjalan

Ibu...
Yang pertama kali tahu ketika gadis kecilnya mulai jatuh cinta
Yang pertama kali mengerti ketika aku merasa kecewa
Yang pertama kali meredam ketika aku marah

Ibu...
Yang pertama kali gelisah ketika aku tak kunjung tiba di rumah
Yang pertama kali  sedih ketika aku gagal meraih salah satu impianku
Ibu juga yang pertama kali merasa berat melepaskanku pergi merantau
Mungkin nanti Ibu lah yang pertama kali kembali menitikkan air mata ketika anak gadisnya menikah

Ibu...
Selalu dia yang pertama...
Tiada yang lebih ingin kulihat selain senyum di wajahnya

Jumat, 21 Desember 2012

Trying

Thanks for a half part that you give

Rabu, 19 Desember 2012

Regret


Kemarahan itu 
kadang hanya mampu disampaikan hujan di pelupuk mata, tanpa bisa berkata-kata.
.........

Kesalahan itu tidak mutlak milikmu. Ada aku yang memiliki separuhnya. Karena aku lupa mengingatkanmu, lupa menuntunmu.

Seharusnya aku tidak membiarkanmu melalui lorong gelap itu sendirian. Seharusnya aku meraih tanganmu, lalu membawamu ke jalan terang yang kulalui ini. Seharusnya aku tidak lengah... Seharusnya.. Dan seharusnya...
 
*cry

Kamis, 13 Desember 2012

Nothing Changes

Ternyata kita tidak benar-benar berpisah, ya.. Meski teramat jarang bertemu, meski juga teramat jarang namamu berkedip di layar ponselku. 
Kamu masih di sana, pun juga aku..

arigatou..

Sweet Backpacker Part 4-Menuju Kota Solo



Di minggu siang yang panas, kami berniat meninggalkan Kota Pendidikan plus Kota Wisata Yogyakarta. Kami berdua berangkat menuju Stasiun Tugu dengan bus Trans Jogja yang full AC plus full passengers. Gak kebagian tempat duduk, jadi terpaksa berdiri, deh. 
Sebelum pulang, kami berniat untuk mengunjungi Nenek kami di Solo (meski hanya saudara seiman, tidak sekandung, kami memiliki nenek yang sama loh). Maklum, lama tak bertemu membuat kami rindu dengan nenek kami yang akhir-akhir ini tengah berjibaku dengan tesisnya. (Klik DI SINI untuk mengetahui siapa nenek kami yang sebenarnya). Sudah di klik? Bagus..! Sudah tahu, belum? Nenek masih cantik, kan? Hehehe..

Sweet Backpacker Part 3-Malioboro



Siapa sih yang gak tahu Yogyakarta? Daerah Istimewa di Republik Indonesia yang menawarkan banyak tempat wisata. Surganya para pelancong, katanya sih begitu. Coba saja dihitung, mulai dari Borobudur, Prambanan, Malioboro, Bringharjo, Keraton, Parangtritis, waaaahhh...banyak beuuudh. #ekspresi alay.

Seperti yang saya ceritakan di Part 1 tadi bahwasanya saya tuh pengeeen banget keliling Djogjakarta (cita-cita mulai SMP). Dan akhirnya sekarang kesampean. Yeeeee....#bersorak sambil lompat-lompat. Yaah..meskipun batal ke Prambanan dan hanya menyusuri Malioboro, sih. 

Sweet Backpacker Part 2-The Amazing UGM



Hari kedua di Yogyakarta.
Kami memutuskan untuk menyewa sepeda motor di rental terdekat. Dengan Rp. 32.000 saja, kami sudah bisa mendapatkan satu unit sepeda motor dengan masa sewa 12 jam. Lumayan..daripada naik angkot. Hari itu kami berencana untuk searching ruangan yang akan digunakan untuk ujian besok. Dengan ditemani kakak kelas yang baik hati, kami pun diantar sekaligus keliling-keliling kampus. 

Pukul 07.30 WIB kami memasuki lingkungan kampus UGM. Dan, waw..saya terpesona dengan kemegahannya. Tidak hanya megah, tetapi juga luas (sedikit membandingkan dengan kampus saya dulu, yang hanya megah tetapi tidak luas, hehehe). Jangan tanyakan akreditasinya, sudah pasti A. Tidak heran jika kampus ini meraih peringkat pertama dalam Indonesian Webomatric’s Rank. Entah berapa jumlah profesor yang dimiliki, tetapi jelas lebih banyak dari yang UNESA miliki. Saya iri dengan calon kampusmu, teman.. Saya akan sangat bahagia jika orang geje sepertimu diterima di sana. Ah, biar anak saya saja lah yang sekolah di sana besok-besok. Hahaha..

Sweet Backpacker Part 1-Naik Kereta Api



Ada yang berbeda dengan hari kamis di minggu pertama Desember kemarin. Saya bangun lebih awal dan mandi lebih pagi. Dengan penuh semangat saya menge-pack barang-barang ke dalam ransel yang akan  saya bawa selama bepergian. Ya, hari itu saya akan berangkat ke Kota Yogyakarta, kawan.. Satu tempat yang benar-benar ingin saya kunjungi sejak dahulu. Kepergian saya ke sana bukan semata-mata untuk berwisata, loh, melainkan untuk kepentingan sosial (baca: menemani teman yang hendak mengikuti ujian masuk pascasarjana). Sahabat, eh, teman tergeje saya  itu meminta saya untuk menemaninya, katanya sih, biar ada temannya kalau nyasar. Kasihan juga dia, mukanya juga melas begitu, pikir saya. Saya lalu mengiyakan, dan bersedia menemaninya dengan segala resiko yang ada (bolos kuliah dan kehabisan uang jajan bulan ini, red.).