Ibu, apa kabar? Anak sulungmu ini datang menjenguk. Maaf, karena lama
tak kemari. Saya terlalu sibuk dengan pekerjaan baru saya di kota. Belum lagi
tugas akhir saya yang harus segera saya rampungkan. Saya merindukanmu, Bu.
Apakah Ibu juga merindukan saya? Ah, tak usah saya tanya pun kerinduan itu
sudah tampak di binar matamu.
Ibu, saya bawakan sekeranjang buah apel kesukaan Ibu. Sebelum kemari
saya mampir di supermarket. Lihatlah Bu, anakmu ini membelinya dengan uang gaji
pertamanya. Suka, kah? Lain kali akan saya bawakan yang lebih banyak lagi. Akan
saya belikan juga makanan-makanan kesukaan Ibu yang lain. Saya tahu, Bu, sebenarnya
bukan hal-hal itu yang Ibu inginkan.
Ibu, apa kabar? Saya datang lagi. Tapi kali ini saya tidak sendiri.
Saya bersama seseorang. Iya, dia yang sedang membuka helm itu. Perkenalkan Bu,
dia teman kerja saya. Dia bilang ingin bertemu dengan Ibu. Tanyakan saja apa
maksudnya datang kemari. Saya pikir Ibu sudah mengerti. Karena sebelumnya saya
tak pernah pulang bersama dengan seorang lelaki. Bu, setelah dia pulang nanti, katakan
pada saya apa pendapat Ibu tentangnya. Jika Ibu mengijinkan, maka saya akan belajar
untuk mulai menyukainya.